Sejarah dan Peninggalan Islam di Museum Media Madinah

Museum Media Madinah, jika ingin berwisata usai menunaikan ibadah di Tanah Suci, ini adalah salah satu tempat yang dapat dijadikan sebagai pilihan untuk Anda yang ingin mempelajari berbagai sejarah dan peninggalan Islam di tanah Arab adalah Museum Media Madinah. Museum ini terletak di jalan Dawoodia Commercial Center atau berlokasi sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi. Namun, museum ini belum banyak jamaah haji maupun umrah dari Indonesia yang mencoba untuk mengunjungi museum ini karena kebanyakan dari agen travel tidak memasukkan tempat ini sebagai salah satu destinasinya. Meski begitu, Museum Media Madinah ini tetap menjadi salah satu alternatif untuk mempelajari sejarah Islam di Madinah.

Sejarah dan Peninggalan Islam di Museum Media Madinah

Museum Media Madinah terbilang masih berusia muda sebab museum didirikan pada tahun 2006. Museum ini dapat menambah wawasan orang-orang muslim yang datang ke tempat ini. Bukan saja sekedar mengetahui pengetahuan sejarah akan kota Madinah dan bangunan-bangunan sejarah yang ada di sekitar, akan tetapi juga pengetahuan sejarah Islam secara keseluruhan.

Museum Media Madinah dibedakan menjadi dua bagian. Museum pada bagian pertama untuk pemutaran film dokumentasi dan bersejarah dengan durasi waktu 60 menit yang berisi tentang sejarah kota Madinah serta pengembangannya hingga saat ini. film tersebut diputar dengan menggunakan berbagai macam bahasa termasuk bahasa Indonesia. Sedangan, pada bagian kedua ialah model atau maket. Di Museum Media Madinah banyak menyimpan sejumlah maket sejarah Nabi Muhammad SAW. Jika kita berkunjung kesana dan melihat langsung maket-maket yang ada dapat membuat kita membayangkan bagaimana sejarah saat Rasulullah SAW sedang berdakwah. Sejumlah maket yang ada ditampilkan seperti tiga maket Masjid Nabawi dalam bentuk yang pertama. Dimana perubahan bentuk terjadi pada saat ada perintah agar mengubah kiblat. Dan bentuk perluasan masjid pada masa Rasulullah.

Maket situasi perang pada masa itu juga ikut ditampilkan seperti Perang Uhud dan Perang Khandaq. Jika dibandingkan pada masa Nabi SAW, situasi di bukit Uhud sudah banyak sekali perubahan. Begitu juga, parit yang digala saat terjadinya Perang Khandaq sudah tidak ada lagi. Pada saat melihat maket itu pun dapat membuat pikiran yang melihatnya menjadi melayang ke masa itu.

Selain itu, pengunjung juga diajak untuk ikut menyaksikan tayangan film saat pembangunan Masjid Nabawi pada zaman Rasulullah SAW yang dinarasikan oleh Muhammad Muslim bin Hasan Bisri asal Cirebon, Jawa Barat. Ia menjelaskan, masjid yang awalnya dibangun seluas 30 x 35 meter itu hanya sebagian yang di beri atap dari pelepah kurma yakni pada seperempat bagian belakang masjid yang disebut dengan sufa. Sufa adalah tempat anak yatim dan musafir berteduh. Saat malam hari biasanya Rasullah SAW mengajak mereka untuk makan malam bersama di rumahnya, yang terletak di sebelah kiri depan masjid.

Kemudian, pada bulan-16 setelah Hijriyah masjid yang masih sederhana tersebut mengubah arah kiblatnya dari Masjidil Aqsha ke Ka’bah di Makkah sehingga ada perubahan pintu dan bagian depan. Setelahnya pada tahun ke-6 Hijriyah pada bagian depan masjid diberi atap yang terbuat dari tanah liat dengan tinggi sekitar tiga meter sebab untuk mencegah air hujan yang masuk. Setelah setahun kemudian, masjid diperluas kembali pada bagian utara dan barat sehingga ukurannya pun menjadi 50 x 45 meter.

Disana terdapat sejumlah peralatan penyiaran di zaman dahulu seperti proyektor dan kamera. Sehingga, ada nama media yang menempel pada kata museum. Berbagai macam benda lainnya pun ikut ditampilkan di Museum Media Madinh ini, seperti maket sejumlah masjid bersejarah, maket raudhah, sejumlah batu dari berbagai daera

Sayangnya kurangnya museum ini masih banyak maket lainnya yang tidak dapat ditampilkan disana, mungkin karena keterbatasan areal museum seperti Perang Badr, Gua Hira dan kondisi pemukiman Madinah sejak awal hijriyah sampai wafatnya Rasulullah SAW. Pada ruang museum yang ada, sebagiannya sudah menjadi menjadi toko Cinderamata yang menjual video kisah perjuangan Islam, Al-qur’an mini, hiasan dinding, hiasan kaca dan kurma Madinah.

Museum Media Madinah di buka mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 20.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Untuk bisa masuk ke museum ini tidak perlu mengeluarkan banyak uang, hanya dengan membayar 10 real saja. namun, pada saat musim haji tiba untuk biaya masuk ke Museum Media Madinah didiskonkan hingga 50 persen. 

Komentar