Erzurum Turkey Beraneka Cerita dan Tradisinya

Erzurum Turey - Mengunjungi saudara muslim yang ada di belahan jiwa dunia yang berbeda memang selalu saja menyimpan beraneka ragam cerita yang menarik. Tidak terkecuali di negara yang 99 persennya warganya itu memeluk agama Islam, yakni Turkey. Dengan posisinya yang strategis di persilangan dua benua, membuat negara Turkey memiliki bentangan alam yang cukup menakjubkan. Dan dengan alam, mereka dapat saling bersinergi membentuk budaya yang menjadi ciri khas. Kali ini Anda dapat mencoba untuk melakukan perjalanan ke Jazirah Islam, sampai di provinsi paling uung timur Turkey, Erzurum.

Erzurum Turkey Beraneka Cerita dan Tradisinya

Erzurum Turkey merupakan provinsi terbesar yang ada di wilayah Anatolia timur. kota ini juga telah mnjadi destinasi turis. Untuk dapat melihat jejak sejarah ataupun ingin menikmati wisata musim dingin. Dimana letaknya itu berada di dataran tinggi dan dikelilingi oleh pegunungan, sehingga membuat Erzurum dijuluki sebagai kota terdingin di Turkey.

Disana di wilayah pedesaan Kosapinar yang jaraknya itu ± 30 Kilometer dari pusat kota. Suasana yang tercipta di Kosapinar memang tidak seperti dengan daerah di Turkey pada umumnya. Bentuk rumah dan paras warganya itu justru lebih condong ke timur tengah. Kalau secara geografisnya, Erzurum Turkey ini memang dikelilingi oleh negara-negara timur tengah. Iran di sebelah timur dan Irak serta Suriah di bagian selatan.

Ada sebanyak 200 warga yang tinggal di sini. Namun, desa ini sangat sepi sekali. selain disebabkan oleh cuaca yang masih dingin, desa-desa yang ada di Erzurum memang lebih cenderung tertutup, terlebih mereka para perempuan. Mereka itu lebih memilih tinggal di dalam rumah dan tidak berinteraksi dengan orang-orang asing. 

Erzurum juga memiliki budaya yang sangat unik, yakni Ehram. Ehram yang merupakan nama pakaian tradisional khas Erzurum yang artinya itu kain penutup. Selain kain tersebut menjadi pelindung tubuh, kain yang sudah digunakan sejak 200 tahun silam jelas menunjukkan identitas muslim. Sebab dapat menutupi tubuh hingga kepala dan bahkan muka.

Ehram tebal ini terbuat dari bulu domba. Warga Kosapinar mayoritas memang hidup dari beternak domba. Dari alam langsung, warga Erzurum belajar untuk dapat memanfaatkan dan beradaptasi dengan sumber alam yang telah tersedia disana. Waktu dulunya itu, setiap perempuan dewasa di desa tersebut bisa membuat Ehram. Namun saat ini, hanya tersisa kurang dari 10 orang saja yang dapat membuatnya.

Peminat membuat Ehram yang semakin berkurang sehingga tidak lagi banyak yang diproduksi. Tradisi ini sepertinya telah mulai tergerus oleh zaman. Aktivitas yang cukup tinggi menuntut banyak orang untuk memakai pakaian yang lebih praktis lagi dan pastinya sudah mengikuti tren saat ini.

Tidak hanya sekedar selembar kain saja, Ehram tetap saja menjadi satu bagian tradisi di desa Kosapinar dan sebagai identitas muslim Erzurum. Jika di pedasaan hanya ada segelintir perempuan yang masih menggunakan selembar kain. Lain halnya di kota Erzurum sama sekali tidak mengenakan Ehram.

Seorang pengrajin Ehram yakni Hulya Saltuklu mengatakan, bahwa anak-anak muda pada saat ini sudah tidak lagi memakai Ehram. Oleh sebab itu, saya harus terus berinovasi dengan Ehram, agar anak mudah lebih tertarik. Bentuknya yang terlihat tua, membuat anak muda menjadi tidak suka. Tapi setelah saya berinovasi, anak mudah sudah menyukai Ehram dari pada sebelumnya.

Sudah selama enam tahun dia bergelut dengan Ehram. Rasa kecintaannya pada tradisi membuat dirinya masih berkecimpung dengan kain bulu domba itu. Ditangannya, Ehram kini sudah menjelma dalam beraneka ragam bentuk dan desain. Mulai dari pakaian-pakaian yang cantik, hingga beraneka ragam pernak-pernik. Semoga Ehram kedepannya tetap selalu dikenal dan tak lekang oleh waktu.

Komentar