Kota Shibam Yaman Pencakar Langit Tertua di Dunia

Kota Shibam YamanYaman pernah mengalami perang yang mematikan. Kekuatan besar dari sejumlah negara Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi terus menggempur negara ini untuk dapat menghancurkan Houthi, yang merupakan kelompok yang didukung oleh Iran dan telah merebut kekuasaan dari pemerintahan yang diakui oleh Internasional. Kehancuran saat itu tidak dapat dihindarkan. Padahal Yaman merupakan sebuah kota yang penuh dengan sejarah. Dan bahkan di negara ini juga terdapat kota pencakar langit tertua di dunia yakni Shibam. Shibam adalah sebuah kota yang terletak di Yaman. Kota ini juga menjadi bagian dari Kabupaten Shibam di Hadhramaut dan terkenal dengan bertingkat tinggi serta prasasti pertama yang diketahui tentang kota sejak tertanggal abad ke-3.

Kota Shibam Yaman Pencakar Langit Tertua di Dunia

Kota Shibam Yaman seringkali disebut sebagai Kota Pencakar Langit Tertua di Dunia, sebab kota Shibam ini dipenuhi dengan gedung-gedung yang terus menjulang tinggi dan terbuat dari tanah liat yang mencapai hingga 500 gedung. Dengan bangunan yang tingginya itu rata-rata 100 kaki dengan sebelas lantai, seluruh bangunan dari tanah liat dan dindingnya diolesi dengan menggunakan kapur. Sehingga, kalau melihat bangunan ini dari kejauhan, Shibam akan terlihat seperti tumpukan tanah. Bangunan-bangunan yang tinggi inilah yang menyebabkan kota ini mendapat julukan “Manhattan of the Desert”.

Dari UNECEF juga telah menyatakan bahwa Kota Shibam Yaman ini adalah peninggalan kuno dunia yang harus dijaga dan dirawat. Kota Shibam dinilai sebagai salah satu contoh bangunan terbaik dari desain kota yang didasarkan pada prinsip kontruksi vertikal yang telah berusia sekitar 600 tahun lebih. Seminar yang pernah diadakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Penerangan Republik Yaman pada tahun 1988 Masehi, yang saat itu juga dihadiri oleh beberapa delegasi mancanegara yang turut memutuskan, bahwa Shibam dengan seni khas arsitektur bangunannya, menjadi milik aset dunia yang benar-benar harus dijaga, bukan hanya milik Yaman semata, melainkan milik bersama. Pada tahun 1982, Shibam itu telah ditambahkan ke dalam daftar resmi Warisan Dunia UNESCO.

Selain itu, banyak juga para pengunjung yang berdatangan untuk melihat bangunan kota Shibam. Shibam saat sore hari benar-benar ramai oleh hiruk-pikuk aktivitas penduduknya. Mulai dari yang menggembala kambing dan anak-anak kecil yang asyik bermain bola di halaman dengan penuh keceriaan. Para pengunjung yang berkunjung ke Shibam dibuat terpukau oleh arsitektur bangunannya yang terlihat eksotik. Sebab, disana banyak sekali tempat-tempat bersejarah. Disana terdapat Masjid Jami Shibam.

Berkunjung ke Shibam tentu masih belum sah kalau tidak memasuki masjid ini. Masjid yang memiliki keistimewaan, tentu bukan karena bangunannya yang megah menjulang melainkan kubahnya yang terbuat dari emas. Masjid ini dibangun oleh para sahabat Nabi yakni Labid Ibn Ziyad al-Ansari, pada saat diutus oleh Rasulullah untuk membawa bendera Islam ke Negeri Yaman. Bangunan pada Masjid Jami’ Shibam ini telah mengalami beberapa renovasi. Dan bahkan, bangunan otentik ini di dirikan oleh sahabat Labid yang disinyalir sudah tidak lagi tampak.

Selama dalam perjalanan historisnya, masjid ini juga pernah populer dengan sebutan Masjid Harun al-Rasyid. Hal ini disebabkan pada pemerintahan Dinasti Abassyiyah yakni Khalifah Harun al-Rasyid yang memiliki peran besar dalam memberikan intruksi untuk melakukan perenovasian serta merekontruksi bangunan masjid hingga menjadi sebagaimana yang ada pada saat ini. hal ini yang tampak sekali pada rancangan bangunan serta nilai seni yang membentuk ukiran masjid yang bercorak khas arsitektur Abassyiyah. Dan sebagaimana masjid-masjid yang ada di negeri Yaman pada umumnya, masjid ini juga dilengkapi dengan menara putih dan tinggi. 

Selain Masjid Jami’ Shibam, terdapat enam masjid tua lainnya yang masih berdiri kokoh hingga saat ini, diantaranya ada Masjid Ba’adzib, Masjid al-Madrasah dan Masjid Khawqah.

Kemudian tidak jauh dari Masjid Jami’ Shibam, ada sebuah museum kecil yang cukup bersejarah dan tidak boleh dilewatkan begitu saja, apalagi kalau bukan Museum Mimbar. Dari namanya saja kita pastinya sudah dapat menerka sendiri bahwa museum ini memiliki ukuran yang sempit dengan ukuran 10x15 meter. Pada museum ini banyak sekali menyimpan peninggalan berharga warisan Dinasti Abassyiyah yaitu mimbar kayu. Mimbar adalah susunan anak tangga yang memiliki fungsi untuk seorang Imam dalam menyampaikan khutbah kepada seluruh jamaah, khususnya saat melaksanakan ibadah shalat Jum’at.

Adanya Mimbar Shibam ini telah menjadi saksi bisu bagaimana seorang politis dalam sebuah pemerintahan yang memiliki peran vital dalam bidang agama. Dengan usianya yang sudah berabad-abad telah membuat rapuh sebagian besar pilar kayunya, sehingga pemerintah Yaman memutuskan untuk menonfungsikan Mimbar Kayu tersebut dan diabadikan sebagai warisan yang berharga peninggalan sejarah.

Museum mimbar yang baru dibuka pada tahun 2009 Masehi ini, dengan dukungan yang diperoleh dari Tim Teknisi yang berasal dari Jerman serta donasi dana dari Sekretaris Umum Sektor Pariwisata dan barang-barang pada zaman purbakala Saudi Arabia, yakni Sultan Ibn Salmin Ibn ‘Abd al-‘Aziz. Para pengunjung pun juga diperbolehkan untuk naik ke mimbar kayu tersebut, hanya sekedar berpose dan mengabadikan gambar. Menyenangkan sekali jika berkempatan mengunjungi kota Shibam, Yaman.

Komentar