Gua Hira Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu

Gua Hira, Gua hira merupakan sebuah gua kecil berada di Jabal Nur yang terletak 5 km di utara Makkah yang sekelilingnya itu terdapat sejumlah gunung, bukit batu dan juga jurang. di kawasan Jabal Nur (Gunung Bercahaya) yang tidak terdapat tanaman apapun disana, seluruhnya hanya terdiri dari batu besar, gersang dan tidak pernah dikunjungi orang sebelumnya. 

Untuk melakukan  perjalanan mendaki ke puncak gua hira itu memakan waktu sekitar 2 jam dengan kondisi jalan yang berbatuan kecil dan besar, keadaan puncak yang sangat sunyi dan senyap hingga terasa menakutkan. 

Oleh karena itulah, Nabi Muhammad SAW menjadikan Gua Hira menjadikan Gua Hira sebagai tempat untuk menyepi dan mengasingkan diri untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta alam semesta, Allah SWT.


Gua Hira Tempat Rasulullah Menyendiri Dan Menerima Wahyu


Gunung Jabal Nur terdapat Gua Hira


Gua Hira tepat berada di belakang 2 batu raksasa yang sangat dalam dan ruang yang sempit. Bila kita mengunjunginya dan masuk kedalam guanya maka seseorang akan merasa terencil sepenuhnya dari kehidupan dunia. 

Luas yang terdapat pada gua ini hanya cukup untuk dua orang berdampingan dan dengan tinggi kira-kira 2 meter dan dibagikan ujung kanannya terdapat lubang atau celah yang dapat digunakan untuk memandang kawasan gunung dan bukit ke jurusan Makkah (Baitullah).

Pada waktu beberapa tahun sebelum dan setelah menikah dengan Siti Khodijah Binti Khuwailid, Nabi Muhammad SAW seringkali menyendiri dan menyepi untuk tahanus (bertafakur), ibadah malam yang sering dilakukan oleh Rasulullah di gua hira tersebut. 

Beliau biasanya pergi ke gua hira hanya berbekal makan dan minum secukupnya. Apabila bekal yang dibawanya telah habis beliau akan kembali ke rumah guna mengambil bekal untuk persediaan di hari-hari berikutnya. 

Demikian yang dilakukan oleh beliau sampai pada suatu ketika Malaikat Jibril AS datang membawa wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5.

Sejarah Gua Hira di Bukit Nur 


Gua ini juga memiliki kedudukan yang amat penting dalam sepanjang sejarah Islam, disinilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur’an yang pertama, yakni surat AL‘alaq ayat 1-5. 

Nabi Muhammad SAW yang ummi, artinya dalam keadaan yang tidak bisa untuk membaca dan menulis, lalu dipaksa sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril untuk dapat membaca ayat tersebut. 

Hingga beliau pun berkata, “Ma Ana Bi Qariin”, saya bukanlah seorang yang pandai membaca.

Adapun beberapa sejarah dan dengan pendapat dari sebagian ahli sejarah, bahwa peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Ramdhan 41 H (6 Agustus 610 H), dengan perasaan yang takut dan gelisah setelah peristiwa itu, lalu beliau kambali ke rumah dan berkata kepada Khadijah, “Selimutilah Aku, selimutilah aku”. 

Khadijah sebagai istripun melayani dengan baik menyelimuti dan mendampingi beliau sehingga hilang rasa takutnya itu. 

Setelah mendengar kisah yang sangat ganjil yang telah dialami Nabi Muhammad saat di gua hira itu, lalu Khadijah pun segera mendatangi rumah Waraqah bin Naufal, yang merupakan anak pertama Khadijah. 

Waraqah itu seorang agama pemeluk Nasrani dizaman Jahiliyah, yang pandai menulis kitab Injil dengan menggunakan bahasa Ibrani. 

Dengan melalui dia, Muhammad mengetahui bahwa dirinya akan diangkat menjadi Nabi dan Rasul sebagaimana Musa AS menerima wahyu melalui Malaikat Jibril AS.

Lokasi Gua Hira di Jabal Nur ( Gunung Cahaya )


Gua Hira yang terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), dengan memiliki tinggi 281 meter dan panjang pendakian sekitar 645 meter. 

Sebenarnya gua itu tidak terlalu tinggi, tetapi medannya itu cukup berat. Untuk dapat mencapai gua tersebut, sepanjang itu kita harus mendaki bebatuan yang sangat terjal dengan sudut kemiringan yang juga cukup tajam. 

Karena alasan itulah ini hanya ditujukan kepada orang-orang yang dipandang memiliki segala kesiapan mental dan fisik yang prima.

Banyak rombongan haji maupun umrah yang sudah mendaki dengan mental dan fisik yang kuat karena mereka telah mengetahui betapa pentingnya gua ini dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW juga sudah beberapa kali mengunjungi gua ini sebagai tempat untuk menyepi dan menyendiri juga menerima wahyu pertama. 

Terdiri dari orang tua dan muda yang memiliki semangat besar untuk Nampak tilas perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Dengan melakukan upaya yang cukup susah payah bahkan berkali-kali berhenti karena nafas yang terengah-engah kami mendaki Gunung Bercahaya ini, sambil terus melangkahkan kaki kami dengan membacakan shalawat kepada kekasih Allah yakni Nabi SAW, “Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad”, jadi teringat bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah menapaki jalan ini dalam mencari kebenaran dan mendapatkan ridho Allah, tidak terasa matapun menetes air mata karena terharu dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW pada saat itu.


Dimana Letak Gua Hira?


Alhmdulillah pada akhirnya jemaah pun sampai ke tempat yang dituju. Meski harus membutuhkan waktu yang cukup lama karena beratnya medan beberapa anggota dari kami ada juga yang terlambat sampai ke puncak gunung.

Semula mengira bahwa letak Gua Hira itu berada tepat di puncak Jabal Nur. Ternyata perkiraan itu salah, setelah sampai di puncaknya, harus turun sedikit lagi untuk dapat mencapai ke gua tersebut. 

Letak gua hira yang berada di belakang dua batu raksasa dengan ukuran yang cukup dalam dan sempit dengan ketinggian hingga mencapai sekitar 2 meter. Gua ini juga hanya dapat digunakan untuk melakukan shalat dua orang saja. 

Sedangkan, pada bagian kanan gua hira terdapat teras dari batu yang hanya cukup digunakan untuk melakukan shalat dalam keadaan duduk saja. 

Komentar