Keistimewaan Masjid Nabawi di Madinah

1.Makam Rasulullah SAW
Keistimewaan Masjid Nabawi, Pusara Nabi Muhammad SAW terletak di sudut timur Masjid Nabawi yang dahulu dinamakan Maqshhurah. Disitu dahulu terdapat 2 rumah, yaitu rumah tangga Rasulullah SAW dengan Siti Aisyah dan rumah Ali dengan Siti Fatimah ra. Setelah Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M) rumah itu terbagi dua, yaitu bagian arah kiblat (selatan) untuk makam beliau dan yang sebelah utara untuk tempat tinggal Siti Aisyah. Sudah sejak tahun 678 H (1279 M) memang diatasnya itu dipasang Kubah Hijau (Green Dome) hingga saat ini. Jaid persis dibawah Green Dome inilah jasad Rasulullah Saw dimakamkan. Kalau kita melihat Green Dome berarti kita melihat makam Rasulullah SAW beserta makam kedua sahabat beliau, yang bernama Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin Khattab yang juga dimakamkan dibawah kubah tersebut dan berdampingan dengan makam Rasulullah SAW. Kini lokasi rumah Rasulullah di masa lalu di juluki dengan nama ‘makam tiga manusia mulia’. Setelah masjid dilakukan perluasan, makam Rasulullah SAW dan dua sahabatnya itu dimasukkan kedalam bangunan masjid. Pada bangunan ini terdapat empat buah pintu yaitu:

Keistimewaan Masjid Nabawi di Madinah

a.Pintu disebelah kiblat, dinamakan At-Taubah
b.Pintu disebelah timur, dinamakan Fatimah
c.Pintu disebelah utara, dinamakan Tahajjud
d.Pintu disebelah barat ke Roudloh sudah ditutup.

Ketika saat sedang berada di dalam Roudloh dan menghadap ke arah kiblat, Makam Nabi yang berada di seblah kiri kita itu, terdapat bangunan yang berbentuk persegi empat dan berwarna hijau tua yang sangat anggun berwibawa dan juga menebarkan bau wangi-wangian. Aisyah sendiri yang merupakan istri dari Nabi Muhammad dan masih banyak sahabat lainnya, yang dimakamkan dipemakaman umum Baqi. Kalau dahulu makamnya itu terpisah cukup jauh, namun, kini dengan adanya perluasan masid, Baqi jadi terletak bersebelahan dengan halaman Masjid Nabawi. Banyak keistimewaan Masjid Nabawi di Madinah.

2.Taman Roudloh
Terdapat tempat-tempat yang merupakan keistimewaan Masjid Nabawi di Madinah. Didalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim pun, Roudhloh digambarkan sebagai tempat yang istimewa. “Diantara rumahku dan mimbarku adalah taman-taman surga dan mimbarku berada di atas telagaku.” Begitulah sabda Rasulullah SAW seperti yang ada didalam hadist Bukhari dan Muslim. Roudloh adalah lokasi yang terdapat di dalam Masjid Nabawi. Dimana posisinya itu terletak di antara Mimbar dan makamnya Rasulullah SAW, yang saat ini ditandai oleh berbagai pilar yang berwarna putih dengan ornament yang khas, sedangkan lantainya itu dilapisi dengan permadani wool yang sangat indah dan unik, Taman Roudhloh juga disebut dengan Taman Surga (Muttafaq’allah). Yang dimaksud dengan Roudloh sebagai taman surga terdapat pada hadist di atas ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain sebagai berikut:

a.Allah SWT telah menurunkan rahmat-Nya dan berbagai kebahagiaan di tempat tersebut, karena di tempat itu sebagai tempat untuk melakukan zikir dan pemujaan kepada Allah SWT, oleh sebab itu dijanjikanlah surga.
b.Di tempat itu nantinya setelah kiamat benar-benar akan dipindahkan oleh Allah SWT ke surga, sehingga roudloh menjadi bagian dari taman surga yang hakiki.
c.Bagi Orang-orang yang pernah berdoa di Roudhloh kelak akan melihatnya di surga.

Roudhloh merupakan salah satu tempat yang maqbul untuk berdoa, karenanya tempat tersebut selalu dipadati oleh para jamaah. Tempat ini juga menjadi rebutan jamaah pria. Sedangkan jamaah perempuan tidak bisa melakukan shalat wajib di Roudhloh, karena seluruh shafnya itu telah diisi oleh jamaah pria. Namun, meski begitu jamaah perempuan diberi kesempatan untuk bisa shalat sunnah di Roudloh pada waktu Dhuha, dari pagi hingga menjelang sholat dzuhur.

Di Roudloh juga terdapat beberapa tiang (usthuwaanah) yang sangat penting. Tiang-tiang tersebut adalah sebagai berikut dibawah ini:

a.Tiang Siti Aisyah (Utshuwanah Aisyah) yang letaknya itu ditengah Roudhloh, yakni pada tiang yang ketiga dari mimbar dan dinding makam Rasulullah SAW. selain itu, ditengah tiang ini terdapat tulisan dalam menggunakan bahasa Arab ‘Utshuwaanah Aisyah’.

b.Tiang Taubah (Utshuwaanah At-taubah). Tiang At-Taubah ini terletak diantara tiang Aisyah dan tiang A-Sarir yang terletak didinding makam Rasulullah Saw. Tiang ini ini juga dikenal dengan sebutan tiang Abu Laulubah (Utshuwaanah Abu Lulabah).

c.Tiang As-Sarur (Utshuwaanah As-Sarir). Yang memilki arti tempat tidur. Tiang As-Sarir yang letaknya di sebelah timur disamping tiang At-Taubah dan menempel pada dinding makam Rasulullah SAW.

d.Tiang Al-Haras (Utshuwaanah Al-Haras). Tiang yang menempel pada dinding makam Rasulullah SAW di sebelah utara tiang As-sarir. Tiang ini sangat bersejarah karena di tiang itulah para sahabat mengawal Rasulullah SAW dan menjadikan tempat itu sebagai pos keamanan Rasulullah SAW, hingga pada akhirnya datang jaminan keamanan dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW dengan melalui firman-Nya, “Allah memelihara kamu dari (ganguan) manusia/” (QS Al-Maidah :67).

e.Tiang Al-Wufud (Utshuwaanah Al-Wufud). Latak tiang ini berada di paling utara dari tiang As-Sarir dan tiang Al-Haras. Letaknya itu menempel pada dinding makam Rasulullah dalam menerima para tamu pentingnya, baik dari para petinggi Arab maupun orang-orang mulia dan terkemuka dari para sahabat.

Dari seluruh tiang yang sangat bersejarah itu hingga saat ini masih tetap dipelihara dengan baik dan masih ada pada tempatnya. Bagi setiap jamaah haji maupun umrah yang mengunjungi Masjid Nabawi dapat menyaksikannya secara langsung.

3.Mimbar Rasulullah SAW
Di Taman Roudhloh lah tempat mimbar Rasulullah SAW berada dan mimbar tersebut memiliki 3 tingkat dan terbuat dari kayu yang diambil dari sebuah hutan di bagian utara kota Madinah. Rasulullah SAW memakai mimbar ini yakni pada tahun 8 H, Beliau duduk pada bagian yang paling atas kaki beliau ditingkat yang kedua. Pada waktu Abu Bakar Shidiq ra menjadi khalifah, beliau juga duduk ditingkat kedua dan kakinya itu pada bagian yang paling bawah. Dan umar bin khattab ra duduknya ditingkat yang paling bawah dan kakinya menyentuh pada lantai. Utsman bin Affan ra pun meniru cara duduknya Umar bin Khatab ra selama 6 tahun, kemudian setelah itu naik keatas dan duduknya pada posisi duduk Rasulullah SAW.

Pada saat Mu’awiyah sedang pergi haji beliau kembali menambahkan beberapa tiang pada Mimbar Rasulullah SAW dan tiang yang asli diletakkan pada bagian yang paling atas. Hingga jumlah itu betambah menjadi 9 tingkat dengan tempat duduknya. Para khalifah lainnya berdiri pada tingkat yang ke-7 yaitu tingkat pertama ialah Mimbar Rasulullah SAW. lalu kebiasaan ini terus berlanjut hingga terjadi kebakaran pada tahun 654H/1256. Sejak saat itulah orang tidak bisa lagi duduk ditempat yang penuh dengan keberkahan tersebut. Sebagai penggantinya dibuatkanlah kembali mimbar oleh penguasa Yaman, Al-Muzhoffar pada tahun 656H/1258 M dan pada tahun 666H/1268 M diganti lagi dengan mimbar yang baru yang dikirim oleh Azh-Zhohir Bibris. Dan saat itulah terus terjadi beberapa kali pergantian, yakni terjadi pada tahun 797 H, oleh Baquq, tahun 820 H oleh Al-Muayyad, namun pada saat itu juga terbakar lagi pada tahun 886H/1487 M. Para Penduduk Madinah kemudian membuat mimbar yang baru dari batu bata yang telah dicat kapur dan itu pun kembali diganti oleh Qoyit Bey dengan mimbar yang terbuat dari marmer pada tahun 888H/1483 M.

Mimbar marmer itu dibawa ke Quba dan dikirim kubah baru pada tahun 998 H oleh Sultan Murad III. mibar yang dikirim ini sangat bagus dan rapi, mimbar yang terbuat dari marmer yang luarnya dipoles dengan emas dan berbentuk ukiran. Pada bagian atasnya berbentuk kubah dengan tiang penyangga. Terdapat Lalu diatas pintunya itu terdapat tulisan ayat Al-Quran yang selalu Nampak seperti baru selesai disepuh dengan emas. Pemerintah Arab Saudi memang mengecatnya dengan air emas asli. Kemudian mimbar ini diletakkan persis pada posisi Mimbar Rasulullah SAW, di sebelah barat Mihrab Rasulullah SAW. Memiliki jumlah tangga sebanyak 12 tingkat, 3 diluar pintu mimbar dan 9 tingkat berada dididalamnya.

Dalam kitab Khulashoh Al-Wafa halaman 145 disebutkan ada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahl Ibn Sa’ad bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Mimabrku adalah pintu (tir’ah)dari pintu-pintu surga”. Sahl Ibn Sa’ad menjelaskan bahwa katatir’ah artinya pintu, tetapi ada juga yang berpandangan bahwa kata itu artinya sebuah taman yang berada di tempat yang tinggi, atau berarti sebuah tingkat.

Tiang Harum Mukhallaqah merupakan sebuah tiang yang diletakkan pada 4 batang yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam berkhutbah sebelum dibuatnya mimbar. Dalam kitab Al-Wafa bin Ahwal al-Mushtafa Juz I halaman 490 diterangkan, Ibnu Buraidah menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bila berdiri Khutbah dan lama akan merasa berat, maka diletakkanlah sebatang korma dibawahnya yang ditancapkan disampingnya, sehingga bila beliau sedang berkhutbah dan lama berdiri bisa untuk bersandar pada batang itu.

4.Tempat pertama di Jazirah Arab yang dialiri listrik
Pada masa kekaisaran Utsmani, ia memperkenalkan lisrik ke Jazirah Arab, yang merupakan tempat pertama yang diterangi oleh cahaya listrik adalah Masjid Nabawi. Pada saat itu Sultan lebih memrioritaskan Masjid Nabawi dibandingkan istananya sendiri yang terletak di Istanbul. Namun, barulah beberapa tahun setelahnya, Sultan dapat menerangi seluruh istananya dengan menggunakan cahaya listrik.

5.Jauh lebih luas dari bangunan awal
Masjid Nabawi kini sudah jauh lebih luas dari sebelumnya. Masjid yang biasa kita kenal saat ini sudah mengalami perluasan hingga beberapa kali. Masijd yang dahulu cukup sederhana, yang hanya memiliki luas sekitar 50 meter x 50 meter, sekarang Masjid Nabawi sudah memiliki luas sekitar seratus kali lebih luas dari ukuran awalnya.

6.Makam kosong dimakam Rasulullah
Terdapat sebuah makam kosong yang berada tepat setelah makam Rasulullah SAW dan dua sahabatnya (Abu Bakar dan Utsman). Hal ini sudah diakui kebenarannya oleh pihak yang berwenang mengganti penutup hujrah di tahun 1970. Lalu sebenarnya untuk siapakah makam kosong itu? Mungkinkah sengaja disiapkan khusus untuk Nabi Isa as di akhir zaman kelak?

7.Kubah Masjid Nabawi dulu berwarna ungu
Bukan warna hijau seperti yang kita ketahui sekarang. Sudah sering mengalami proses pergantian warna dan renovasi pada kubah Masjid Nabawi hingga mencapai bentuk dan warnanya yang sekarang, yaitu sekitar 1,5 abad yang lalu. Kubah itu dulunya pernah berwarna putih, warna faforit orang Arab, dalam waktu yang cukup lama.

8.Ada apa didalam kamar Fatimah?
Kamar Fatimah terdapat benda-benda peninggalan Rasulullah SAW yang ditempatkan di dalam kamarnya tersebut. Ketika pada saat terjadi Perang Dunia I, Kota Madinah berada di bawah kepungan musuh, yang membuat kesultanan Utsmani memutuskan untuk melakukan pengevakuasian berbagai benda berharga yang ada dikamar itu dan mengangkutnya ke Istanbul. Lalu benda-benda berharga itu disembunyikan dibawah pakaian anak-anak dan perempuan , sehingga tidak dapat terdeteksi oleh musuh. Saat ini, benda-benda yang bersejarah itu dapat dilihat di Istana Topkapi, meskipun ternyata masih ada beberapa benda yang masih belum terdokumentasikan.

9.Penuh dengan symbol rahasia
Masjid Nabawi juga dipenuhi dengan begitu banyak symbol rahasia. Pada setiap tiang, kubah, jendela semua itu memiliki cerita dan menunjukan tempat-tempat serta kejadian yang bersejarah dan spiritual yang pernah tejadi. orang-orang yang telah membangun Masjid Nabawi menyadari betul bahwa tidak mungkin untuk menaruh symbol diberbagai tempat yang sembarang, karena akan mengurangi konsentrasi para jamaah yang sedang melaksanakan ibadah. Oleh sebab itu, mereka memiliki ide yang cukup jenius dalam menunjukan tempat, dengan cara melalui beberapa perubahan kecil dari desain beberapa objek yang ada di dalam masjid.

10.Rintihan tangis batang kurma
Rintihan tangis pada batang kurma merupakan sebuah mu’jizat yang diberikan kepada Rasulullah SAW dan tidak diberikan kepada nabi-nabi yang sebelumnya. Banyak riwayat yang menceritakan kejadian ini, diantaranya ada sebuah riwayat dari Ubay bin ka’ab. dia berkata, Adalah Rasulullah SAW shalat dekat batang kurma, sebab dulu masjidnya dekat sekali dengan pelepah kurma. beliau juga berkhutbah pada batang itu,sampai salah seorang sahabat berkata “Wahai Rasulullah, apakah engkau izinkan jika kami buatkan sesuatu untuk berdiri di hari Jumat, agar orang dapat melihat dan mendengarkan suara mu itu? Beliau pun berkata, “ya”, maka langsung dibuatlah sebuah mimbar yang diletakan ditempat berdirinya Rasulullah SAW, dan ketika Rasulullah SAW akan menuju mimbar beliau melewati batang kurma yang dulu digunakannya untuk berkhutbah. tatkala dilewati, batang kurma itu menjerit hingga terbelah. saat jeritan yang suaranya itu berasal dari batang itu sangat terdengar jelas, Rasulullah SAW turun dan mengusapnya dengan tangan hingga merasa tenang, kemudian kembali ke mimbar tersebut. bila shalat, beliau juga shalat ditempat itu. Pada saat masjid Nabawi sedang dalam proses dipagar dan diperbaiki, batang kurma itu diambil oleh Ubay bin Ka’ab dan disimpan dirumahnya hingga hancur dimakan oleh rayap. pada riwayat Jabir yang disohihkan oleh Imam Bukhari dijelaskan bahwa suara jeritan itu seperti suara rintihan unta yang sedang hamil 10 bulan.

11.Mihrab
Pertama kalinya Mihrab Masjid Nabawi itu dibangun pada tanggal 15 sya’ban tahun 2H yaitu setelah Rasulullah SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk memindahkan arah kiblat dari baitul maqdis ke Baitullah Mekkah. Sekarang ini Masjid Nabawi sudah memiliki 5 buah Mihrab yaitu:

a.Mihrab Majidi, yang letaknya itu berada di sebelah utara dakkatul Auhowal, suatu tempat yang agak tinggi memisahkan antara Mihrab Tahajjud dan Mihrab Al-Majidi. Dengan ukuran panjang Mihrab Al-Majidi ini 12 meter dengan tinggi 0,5 meter. Pada masa itu ditempat ini merupakan tempat berkumpulnya para Ahlus-Sufah, satu kelompok muslim yang tidak mempunyai tempat tinggal dan hanya berdiam di halaman-halaman masjid saja.

b.Mihrab Nabawi, yang posisinya itu terletak disebelah timur mimbar. Mihrab ini pada awalnya dipakai oleh Rasulullah SAW sewaktu memimpin shalat berjamaah. Dimana Mihrab tersebut menjadi sebuah hadiah dari Qait-Bey,Mesir.

c.Mirab Sulaiman, yang letaknya itu ada disebelahnya kiri mimbar, dan bentuk mihrab ini menyerupai Mihrab Nabawi. Mihrab tersebut telah dibangun pada tahun 938 H yang merupakan hadiah dari sultan bin Salim, Turki.

d.Mihrab Tahajjud, posisinya yang terletak disebelah utara jendela makam Rasulullah SAW dengan ukuran bentuk yang lebih kecil dari Mihrab Nabawi. Pada masa itu di Mihrab ini seringkali digunakan oleh Rasulullah SAW untuk melaksankan ibadah shalat tahajjud.

e.Mihrab Usmani, mihrab ini terletak ditengah-tengah dinding arah kiblat yang hingga kini masih dapat dipergunakan untuk imam dalam memimpin shalat berjamaah. Selain memiliki  mihrab-mihrab tersebut, Masjid Nabawi juga memiliki6 buah pintu utama. Dimana pintu-pintu tersebut adalah arah menghadap kiblat, yakni : pintu As-salam, pintu Ash-Shiddiq dan Pintu Ar-Rahmat disebelah kanan masjid, sedangkan disebelah kiri masjid terdapat pintu An-Nisa Jibril dan pintu Baqi.

Keutamaan dalam melaksanakan Shalat di Masjid Nabawi. Di dalam sebuah hadist disebutkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang shalat di Masjidku ini empat puluh shalat dan tidak tertinggal satu shalat pun secara berturut-turut maka akan bersih atau terlepas dari siksa neraka, lepas dari azab dan bersih dari kemunafikan.” (HR Ahmad).

Dan hadist ini kemudian muncul istilah arba’in yang berarti empat puluh. Pada setiap jemaah haji selalu berusahaha untuk mendapatkan arba’in di Masjid Nabawi. Caranya itu ialah dengan melakukan shalat fardhu selama 8 hari berturut-turut tanpa putus.

Adapun pendapat dari beberapa ulama yang berbeda-beda mengenai pendapat tentang kekuatan hadist arba’in ini. Al-Mundziri, salah seorang ahli hadist yang mengatakan bahwa perawi berpendapat bahwa seorang perawi hadist diatas semuanya adalah tsiqot (shohih). Sedangkan, Ibnu Hajar mempunyai pendapat bahwa salah seorang perawi hadist yang bernama Nabith bin Umar diragukan ketsiqotannya oleh sebagian ahli hadist.

Melaksanakan ibadah shalat sebanyak 40 waktu (arba’in) di Masjid Nabawi diatas dapat pula dikaitkan dengan hadist Rasulullah SAW yang mengatakan bahwa, “siapa yang sholat berjamaah dengan ikhlas karena Allah SWT selama 40 hari berturut-turut sejak takbiratul ihram yang pertama, maka dia akan lepas dari kemunafikan.”(Hadist Hasan). Hadist diatas menjelasakan keutamaan shalat berjamaah pada selain Masjid Nabawi. Kalau di Masjid nabawi dibutuhkan 40 waktu, sedang diluar Masjid Nabawi diperluakan 401 waktu, sedangn di luar Masjid Nabawi diperlukan 40 hari agar terlepas dari azab Allah SWT. Disamping itu juga, adanya kesamaan jumlah 40 dalam dua hadist tersebut yang kemungkinan duharapkan dari jumlah itu akan membentuk kebiasaan untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Pahala yang akan diberikan bagi orang yang shalat di Masjid Nabawi sama saja dengan orang yang shalat seribu kali di masjid lainnya. Rasulullah SAW bersabda, “shalat di mesjidku sama dengan orang yang shalat seribu kali di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. “(HR. Bukhari). Alasan inilah yang menunjukan bahwa berziarah ke Masjid Nabawi memiliki arti sangat penting. Jika shalat seklai di Masjdi Nabawi sama dengan shalat seribu kali dimasjid lain, maka shalat arba’in bisa disamakan dengan shalat 40.000 kali dimasjid lain atau selama 24 tahun.

Selain ke Masjid Nabawi untuk melkasanakan ibadah shalat Arba’in, ziarah juga dianjurkan ke makam Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “tidak ada seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah akan mengembalikan rohku sehingga aku dapat menjawab salamnya. “(HR. Abu Dawud).

Dalamnya salah satu hadist Rasulullah SAW juga bersabda, “siapa yang berhaji dan lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal, maka seolah-olah dia berziarah kepadaku saat aku masih hidup.”(HR. Thabrani dan Bayhaqi).

Rasulullah SAW dikaruniai dengan berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh nabi lainnya. Diantaranya ialah dianjurkannya bagi kita para pengikutnya untuk selalu mengucap shalawat dan salam kepada beliau, kapan pun dan dimanapun. Selain itu, adapun keistimewaan lainnya yakni bahwa apa yang dibolehkan bagi diri Rasulullah tidak serta-merta dibolehkan juga bagi orang lain. Misalnya adalah larangan dalam membangun masjid di atas makam. Allah SWT berfirman, “sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah. Jangan lah kamu menyembah seorangpun didalamnya selain menyembah kepada Allah. “QS.Al-Jin:18). 

Adapun larangan lainnya dimana Rasulullah SAW juga melarang para umatnya membangun masjid diatas makam. Beliau pernah bersabda, “Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani yang menjadikan makam nabi-nabi mereka sebagai masjid.”(HR.Bukhari).

Rasulullah SAW juga pernah bersabda pada saat menanggapi cerita Ummu Salamah dan Ummu Habibah mengenai soal tradisi membangun majsid diatas kubuan Ethiopia (Habsyah), “Jika terdapat orang shaleh yang meninggal dunia, lalu mereka membangun masjid diatas makamnya, sesungguhnya mereka itu seburuk-buruknya makhluk Allah pada hari kiamat.”(HR. Bukhari).

Tidak lupa, Rasulullah SAW juga mengingatkan bagi para peziarah agar tidak keluar dari tujuan asal ziarah, yaitu merenung, mengambil pelajaran dan tidak berbuat bid’ah. Beliau bersabda, “janganlah menjadikan rumah-rumah kalian sebagai makam dan janganlah menjadikan makamku sebagai tempat perayaan. Bershalawatlah kepadaku karena shalawatmu akan sampai kepadaku dimana pun kalian berada.” (HR. Abu Daud).

Komentar