Berziarah ke Makam Sayyid Al Syuhada yang Tetap Utuh Dalam Tanah

Makam Sayyid Al Syuhada, Jabal Uhud merupakan gunung yang mencintai dan dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Uhud yang memiliki arti penyendiri, pada setiap tahunnya selalu diziarahi Nabi. Kebiasaan yang dilakukannya itu kemudian diteruskan oleh para khalifah setelah Nabi telah wafat. Dan kini Uhud menjai salah satu tujuan utama ziarah oleh para jamaah haji maupun umrah di Madinah. Uhud memang memiliki sejumlah keutamaan, oleh sebab itu, wajarlah bila banyak terdapat peziarah yang selalu menyempatkan diri untuk dapat mengunjunginya. Salah satu keutamaan dari Jabal Uhud ini, Anas meriwayatkan bahwasannya Nabi Muhammad SAW memusatkan pandangannya ke Uhud sambil berkata, “Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita dan kita pun mencintainya.

Berziarah ke Makam Sayyid Al Syuhada yang Tetap Utuh Dalam Tanah

Selain itu, di kompleks Jabal Uhud ini, jamaah yang tidak lain sebagai peziarah pasti berziarah ke makam syuhada uhud yang di dalamnya juga terdapat makam Sayyid Al Syuhada yakni Hamzah paman Nabi. Disana jamaah juga akan mendapatkan kisah bahwa jasad Hamzah tetap utuh abadi dan tidak hancur dimakan dalam tanah. Selain sebagai makam syuhada Uhud, tempat yang bersejarah di kompleks ini adalah masjid al-Fash. Nabi Muhammad pernah melaksanakan shalat zuhur di masjid al-Fash ini setelah Perang Uhud selesai. 

Gunung ini memiliki jarak tempuh 4 kilometer dari Masjid Nabawi. Setelah sekitar 10 menit membelah Jalan Malik Fahd Ibn Abdul Aziz dengan menggunakan naik bus, para peziarah setelah sampai di gunung akan menemukan banyak sejarah di tempat tersebut, salah satunya ialah makam Sayyid Al Syuhada yang tetap utuh dalam tanah. Meski sangat panas disiang hari, jumlah ratusan jamaah haji Indonesia dengan semangat mendaki sebuah bukit. Bila anda menduga bukit yang banyak didaki jamaah itu adalah Jabal Uhud, anda salah. Bukit yang memiiki tinggi 20 meter itu adalah Gunung Rumat alias gunung pemanah atau juga disebut Jabal Ainain.

Sementara Jabal Uhud, adalah bukit-bukit tinggi yang menjulang yang jaraknya itu 1 kilometer di depan Gunung Rumat. Jabal Uhud termasuk gunung terbesar yang ada di Madinah. Dengan keliling 19 kilometer dan tinggi 1 kilometer dari permukaan air laut atau terdapat 300 meter dari permukaan tanah.

Seluruh umat Islam selalu mengingat nama Uhud karena di lembah gunung ini pernah terjadi perang besar antara umat Islam dan tentara Quraisy. Perang yang pernah terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan perang yang dinamai Perang Uhud.

Perang Uhud adalah perang balas dendam tentara Quraisy setelah kalah dalam Perang Badar. Tentara Quraisy telah membakar ladang gandum milik umat Islam yang ada di Jabal Uhud yang sehingga pada akhirnya memancing kemarahan para penduduk Madinah. Kemudian, dalam perang ini, Nabi pun mengerahkan 1.000 pasukan. Namun 300 dari pasukan itu dipimpin oleh Abdullah ibn Abi al-Munafik membelot, sehingga pasukan dari Rasullah tersisisa menjadi 700 orang, diantaranya termasuk 50 pasukan berkuda. Sementara itu, dari tentara Quraisy  berjumlah 3.000 dan 200 pasukan berkuda yang dipimpin oleh Bani Abdud Dar.

Dengan jumlah pasukan yang hanya tersisa sepertiga dari musuh, pada akhirnya Nabi Muhammad pun mengatur strategi dengan menempatkan pasukan di atas Jabal Uhud, sementara regu pemanah jitu disiagakan di Gunung Rumat. Kepada 50 pemanah jitu yang dipimpin oleh Abdullah Ibn Jabir, Nabi Muhammad berkata, "Lindungilah para pasukan kuda. Jangan sampai mereka dapat menerobos kita dan tetaplah di tempatmu masing-masing, kalah atau menang, jangan sampai mereka masuk dari belakangmu”.

Dengan strategi yang diaturnya itu, Nabi memperoleh kemenangan. Namun tidak lama kemudian dalam kemenangan itu, para pemanah jitu itu lupa dengan pesan Nabi. Mereka tergoda untuk mengambil rampasan perang yang ada di bawah kaki jabal rumat. Saat pasukan sibuk dengan rampasan, kemudian dari pasukan musyrikin mengambil strategi dengan kembali menyerang balik mereka hingga menggugurkan 70 orang tentara muslim dan 22 orang kafir Quraisy. Dalam peperangan itu dari pasukan muslim diantaranya adalah Hamzah, Ia merupakan paman Nabi. Sedangkan Nabi sendiri pun terluka parah, rahangnya sampai patah. Para tentara diperintahkan oleh Nabi agar menguburkan para tentara yang mati sahid atau syuhada itu dimakamkan di lapangan tempat terjadinya perang Uhud.

Para jamaah haji atau umrah, biasanya akan mendatangi makam para syuhada terlebih dulu. Saat disana mereka akan mendapat cerita kisah Perang Uhud. Saat berziarah ke Jabal Uhud salah satunya adalah untuk mengingat keperkasaan yang dimiliki oleh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib. “Hamzah yang merupakan paman dari Rasulullah SAW yang paling peduli dengan dakwah Rasulullah”.

Saking hormatnya Nabi kepada Hamzah bin Abdul Muthalib Alhasyimi Alquroisy, Nabi memberikan julukan sang paman itu sebagai Sayyid Al Syuhada atau pemimpinnya para syuhada. Selain itu, paman Rasulullah SAW juga dijuluki Asadullah (Singa Allah) dan Asadurrosul (Singa Nabi) . Nabi sangat berduka atas kematian Hamzah. Jenazah Hamzah yang dishalatkan sebanyak 70 kali sebelum dimakamkan. Setelah itu, di kuburkan menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi, yang merupakan sepupu Nabi di lokasi yang terpisah dengan lokasi para syuhada lainnya.

Jasad Hamzah dan para syuhada yang lainnya mendapatkan keistimewaan dibanding jenazah lainnya. Jasad mereka tetap utuh dan tidak hancur dimakan tanah meskipun telah dikuburkan sekian lama. Salah seorang penjaga Makam Para Syuhada yang bernama Robeh bin Maid Alhabsi, dirinya mengisahkan bahwa jasad Hamzah tetap utuh ketika ditemukan 43 tahun setelah kematiannya dalam perang uhud.

Telah dikisahkan, pada tahun 46 Hijriah atau 667 Masehi atau 43 tahun setelah terjadinya Perang Uhud, kemudian banjir besar yang terjadi di sekitar Uhud. Usai banjir besar itu telah ditemukan dua jasad yang dipercayai kuat bahwa jasad itu adalah jasad Hamzah dan Abdullah. "Menurut dari ahli sejarah menyebutkan kedua mayat tersebut masih dalam keadaan utuh dan segar. Bahkan ada darah segar yang menetes dari luka di tubuh Hamzah.” kata Robeh.

Meski dilimpahi dengan mukjizat, umat Islam dilarang meminta doa kepada para syuhada Uhud termasuk dengan Sayidina Hamzah. Karena di Jabal Uhud terdapat papan penggumuman yang didalamnya menggunakan berbagai bahasa yang salah satunya mengingatkan peziarah agar berdoa langsung kepada Allah SWT dan tidak minta syafa’at kepada para syuhada. Menziarahi Jabal Uhud ataupun ziarah kubur diperbolehkan untuk memperingatkan umat Islam akan kematian. Inilah karomah atas kemulyaan yang diberikan langsung oleh Allah SWT. 

Pada saat itu Sayydina Hamzah telah memeluk agama Islam, kemudian Nabi Muhammad di tahun kedua diangkat menjadi Nabi dan dua tahun menjadi Rasul sealigus menerima wahyu pertama, setelah beliau telah masuk Islam, orang-orang kafir quraisy Makkah takut akan mengganggu Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan ajaran kebenaran. Karena Sayyidina Hamzah selalu saja melindungi Nabi dari berbagai bntuk intimidasi dari kaum kuffar. 

Perlu dicatat kembali, bahwa Sayyidina Hamzah meninggal pada saat perang uhud, beliau dibunuh oleh salah seorang budak hitam bayaran yang beranama Wahsyi Alhabsyi. Seorang budak yang diperintahkan oleh hindun binti utbah untuk membunuh Hamzah dengan cara melemparkan tombak ke punggungnya dari belakang. Bukan saja ditikan dari belakang, akan tetapi hindun juga telah merobek dada Sattidina Hamzah kemudian memakan hati beliau. Kemudian jasad beliau pun dimakamkan di pemakaman uhud bersama para sahabat Nabi yang mati syahid dalam peperangan tersebut.

Komentar