Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Tempat kelahiran Nabi, Dari kejauhan dengan perkiraan 200-an meter pintu akses menuju Bukit Marwah ke arah terminal Syib di sisi kanan, nampak terlihat sebuah sebuah bangunan yang berwarna paduan coklat-kuning pastel yang sering dikunjungi oleh puluhan orang. Dari papan petunjuk yang ada di depan, bangunan tersebut bernama Perpustakaan Makkah Al Mukarramah atau lebih dikenalnya lagi dengan sebutan Rumah Maulid. Namun, ada disana juga ada jejak sejarah Rasulullah SAW di dalamnya.

Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Gedung perpustakaan yang memiliki ukuran 10x18 meter itu, terlihat lebih jelas lagi tulisan bahwa perpustakaan tersebut berdiri pada 1370 H atau perikiraan sudah berusia 67 tahun. Perpustakaan yang awalnya tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Menurut keterangan yang diperoleh dari orang di sekitar, bahwa tempat kelahiran Nabi yang sekArang sudah menjadi perpustakan itu sering tutup. Pada saat melakukan kunjungan, pintunya nampak tertutup rapat. Mungkin itu yang menjelaskan pentingnya spanduk di sisi kanan pintu masuk yang bertuliskan sejumlah larangan. Dimana isi larangan tersebut ialah dilarang melaksanakan shalat di depan Rumah Maulid, dilarang berdo’a di depan Rumah Maulid dan dilarang meratap pada temboknya.

Bahkan ada tulisan dalam menggunakan enam bahasa, yakni bahasa Inggris Indonesia, India, Arab, Turki, dan Urdu yang berarti tidak disyariatkan untuk mengunjungi perpustakaan ini dengan tujuan beribadah, karena dalam mengunjungi perpustakaan tidak ada dalil yang menunjukkan akan hal yang menuju kesana.

Tapi, meski dengan adanya larangan tersebut  tidak menyurutkan nyari sejumlah orang untuk berdo’a di depan bangunan tersebut. Lalu, ada apa kira-kira dengan keberadaan Rumah Maulid? Ternyata disanalah Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau perkiraan tahun 571 masehi.

Lantas situs yang sangat bersejarah sekali itu dapat beralih fungsi menjadi perpustakaan umum dengan melalui beberapa proses. Dalam bukunya Quraish Shihab yang berjudul ‘Haji dan Umrah Bersama M. Quraish Shihab’ menuliskan bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberikan rumah tempat kelahirannya itu kepada Aqil, ia merupakan putra dari pamannya yang bernama Abu Thalib. Kemudian suatu waktu rumah yang merupakan tempat kelahiran Nabi tersebut telah beralih kepemilikannya kepada Muhammad bin Yusuf Atstsaqafi.

“Saat tibanya suatu waktu, seorang penguasa meruntuhkannya karena merasa khawatir didisakralkan,” tulis Quraish Shihab. Sejak saat itulah rumah Nabi tidak terurus dan terbengkalai bagitu saja selama sekian lama sebelum akhirnya Arab Saudi menjadikan lokasi rumah kelahiran Nabi sebagai bangunan perputakaan pada 1370 hijriyah sampai saat ini.

Selain itu, dalam riwayat yang lainnya, tempat yang merupakan tempat kelahiran Nabi yang dulunya dikisahkan dikenal dengan lembah Abu ThaliB. Pada suatu ketika Nabi sedang berhijrah ke Madinah, Aqil bin Abi Thalib menempati rumah tersebut. Lalu keturunan Aqil yang selanjutnya ikut menempati rumah itu sebelum pada akhirnya dibeli oleh Khizran.

Pemerintah Arab Saudi sedang melakukan pembangunan besar-besaran untuk mmperluas Masjidil Haram,namun sekarang sudah selesai. Sebagian pihak merasa khawatir Rumah Maulid yang terletak di kaki pegunungan Khandama sekira 150 meter berat Masjidil Haramitu tergusur.

Komentar