Sejarah Berdirinya Masjid Biru Istanbul Turki

Masjid Biru, Rugi rasanya saat berkunjung ke Turki tidak melihat keindahan dan keunikan Blue Mosque atau Masjid Biru. Masjid ini disebut biru karena berhiaskan keramik-keramik yang berwarna biru yang menutupi dinding dan kubahnya. Sejenak memandang masjid biru ini sangat indah dan teduh sekali. Bangunan ini terletak di Istanbul Turki dan dibangun oleh Sultan Ahmed I berasal dari Dinasti Ottoman yang menguasai Turki pada abad ke-14. Sultan Ahmed I memberikan perintah kepada Turki mulai tahun 1603 hingga 1617. Kontruksi masjid yang sudah mulai dibangun pada tahun 1609. Oleh salah seorang arsitek yang cukup terkenal pada jaman itu, yani Mahmed Aga. 

Sejarah Berdirinya Masjid Biru Istanbul Turki

Pada tahun 1616 Masjid Biru Istanbul Turki ini telah selesai dibangun. Sultan Ahmed I membangun Masjid Biru untuk menandingi bangunan Hagia Shopia buatan dari kaisar Byzantie yakni Contantinople. Hagia Shopia letaknya itu masih satu blok dengan Masjid Biru. Dimana bangunan tersebut dulunya adalah Gereja Byzantie sebelum jatuh ke daulah Turki Ottoman pada tahun 1452 Masehi.

Kembali ke Masjid Biru yang elok nan rupawan. masjid ini memiliki 6 menara, dengan diameter kubah 23,5 meter dengan tinggi kubahnya 43 meter dan kolom beton berdiameter 5 meter. Masjid Biru ini ialah satu dari dua buah masjid yang ada di Turki yang mempunyai enam manara, untuk yang satunya lagi berada di Adana.

Menurut dari legenda yang ada, bahwa Sultan Ahmed I meminta kepada Mahmed Aga untuk membuat menara yang terbuat dari emas. Kata emas disini dalam bahasa Turki adalah “Altin”. Apa mau dikata, bahwa sang arsitek salah mendengar. Ia mengira bahwa Sultan Ahmed I ingin memiliki masjid dengan 6 menara. Untuk kata enam dalam bahasa Turkinya dengan bunyi “Alti” dan memang terdengar amat mirip dengan “Alti.”

Setelah itu, dibangunlah Masjid Biru dengan memiliki 6 menara, bukannya 4 menara yang terbuat dari emas. Tadinya Mahmed Aga mengira kepalanya itu akan dipenggal karena kesalahannya yang salah mendengar. Namun, Sultan Ahmed I mengetahui, dia justru terpukau dengan desain 6 menaranya yang unik itu.

Menurut kabar yang berhembus, akibat dari jumlah menara yang sama, dengan Masjid Haram di Makkah saat itu. Sultan Hasan Ahmed I memperoleh kritikan tajam sehingga pada akhirnya beliau menyumbangkan biaya pembuatan menara ketujuh untuk Masjidil Haram.

Hal yang menarik, sebuah rantai besi yang cukup berat di atas pintu gerbang masjid sebelah barat. Pada masa lalu, hanya Sultan Ahmed I sajalah yang boleh untuk memasuki halaman masjid dengan mengendarai kuda dan rantai ini dipasangkan agar Sultan Ahmed I menundukkan kepalanya saat akan melintas masuk agar tidak terantuk lantai tersebut. ini dimaksudkan untuk sebagai symbol kerendahan hati oleh penguasa di hadapan kekuasaan Ilahi.

Jarak yang tidak jauh dengan Masjid Biru, terdapat museum Aya Sofya. Selain terkenal dengan keindahan arsitekturnya. Aya Sofya pertama dibangun sebagai katedral. Kemudian diubah menjadi masjid selama 500 tahun dan sejak pemerintahan sekuler Republik Turki menjadi museum yang hingga saat ini masih ada. Belum lagi adanya Istana Topkapi yang banyak menyimpan beberapa peninggalan Rasulullah SAW.

Masjid Biru hingga kini masih berfungsi sebagai tempat ibadah. Masuk dalam kompleks masjid terbesar di Istanbul ini. kita akan melewati taman bunga yang dilindungi oleh pepohonan yang rindang. Sebuah tempat untuk berwudhu berderet di sisi depan masjid menyambut kita sebelum memasuki bagian dalam kompleks masjid.

Untuk menghormati masjid, para wisatawan harus berpakaian yang sopan saat akan memasuki ruang masjid. Untuk wanita harus mengenakan jilbab atau kerudung. Adapun penjaga masjid yang siap mengingatkan di depan pintu masuk. Begitu sudah sampai di dalamnya, banyak sejumlah tamu Muslim yang melaksanakan shalat sunnah masjid. Smentara untuk sebagian lainnya memandang masjid dari bagian shaf belakang. Karena, untuk bagian depan hanya diperkenankan bagi mereka yang hendak melaksanakan shalat.

Bila dilihat dari luar masjid ini tampaknya tidak ada alasan karya arsitek Mahmed Aga yang dibangun pada tahun 1609 hingga 1616 ini disebut dengan Nama Masjid Biru. Barulah setelah kita masuk kedalamnya, akan tampak bahwa interior masjid ini dihiasi dengan 20.000 keping keramik biru yang diambil dari tempat kerajinan keramik terbaik di daerah Iznik. Yang merupakan kawasan Turki ynag terkenal dapat menghasilkan keramik motor wahid berwarna biru, hijau, ungu dan putih.

Dengan menggunakan karpet sutera sebagai penutup lantai masjid yag berasal dari tempat pemintalan sutera terbaik dan lampu-lampu minyak yang terbuat dari Kristal merupakan produk impor. Disana banyak terdapat barang-barang dan hadiah yang sangat berharga, termasuk dengan Al-Qur’an yang bertuliskan tangan. Keramik yang menghiasi dinding masjid dengan motif daun, tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometris. Masjid biru ini juga terdapat  260 jendela di dalam masjid. Sehingga bila kita sedang berada di dalamnya, suasananya terasa teduh dan sejuk.

Elemen yang terpenting dalam masjid ini yaitu mihrab yang terbuat dari marmer yang dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya. Tembok disekitarnya juga dipenuhi dengan keramik. Masjid yang didesain oleh Mahmed Aga ini dalam kondisi yang paling penuh sekalipun. Semua yang terdapat di masjid tetap dapat melihat dan mendengar Imam.

Komentar