Teluk Tanduk Emas Kunci Jatuhnya Benteng Terkuat

Teluk Tanduk EmasTurki memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi saat akan berwisata ke Turki. dimana obyek wisata tersebut adalah Teluk Tanduk Emas yang merupakan kunci kemenangan Turki Utsmani yang secara fisik dan kunci jatuhnya kota benteng yang paling terkuat di Eropa, Kostantinopel, tanduk emas Turki. Dimana Teluk Tanduk emas ini kalau dalam bahasa Turkinya itu disebut dengan Halic atau Altin Boynuz. Teluk ini juga memiliki muara yang telah memisahkan kota Istandbul dengan Laut Marmara. Tanduk emas ini memiliki bentuk sememnanjung dengan pelabuhan alam. Pada awalnya, tempat ini telah dijadikan sebagai markas besar angkatan laut koloni Yunani Kuno sebagai Kota Byzantium. Di temoat inilah dibangun tembok sepanjang garis pantai dengan tujuan untuk dapat melindungi kota ini dari berbagai serangan musuh.

Teluk Tanduk Emas Kunci Jatuhnya Benteng Terkuat

Di jalan pada saat akan masuk ke tanduk emas terdapat sebuah garis besar yang terbuat dari area perairan untuk dapat mencegah adanya kapal yang masuk sembarang tanpa izin. Paling tidak, sudah ada tiga peristiwa dalam upaya pemutusan rantai pada saat akan melintas ke teluk tanduk emas yang berikut ini.

Pertama pada abad ke-10 sebelum masehi, yakni ketika para prajurit Pangeran Kiev menarik kapalnya untuk keluar dari selat Bosphorus, yang mengelilingi Bukit Galata dan meluncurkannya kembali di bukit itu juga. Byzantium dapat mengaahkan mereka dengan menggunakan Greek Fire, semacam senjata pembakar khas dari Yunani. Kemudian, kedua pada tahun 1204 Masehi, yakni selama terjadi Perang Salib IV. Pada saat itu kapal-kapal Vanesia sanggup untuk memutuskan rantai dengan menggunakan alat pelantak.

Selanjutnya, yang ketiga pada tahun 1453 Masehi, ketika itu, saat pasukannya Muhammad Al-Fatih menggempur Konstantinopel. Meskipun Ia tidak dapat berhasil memutus rantau, namun memiliki siasat untuk menyebrangi sekitar 70 kapal perang Turki yang melewati perbukitan untuk membalikkan kondisi perang. Kota benteng yang tidak pernah takluk itu pun pada akhirya jatuh juga ke kaum muslimin.

Panorama yang dimiliki Teluk Tanduk Emas ini, para pelancong dapat melihat di dari Menara Galata. Dimana jembatan Galata ini juga dapat dilihat pada bagian tengah, sedangkan Istana Topkapi yang letaknya itu berada di ujung kiri semenanjung bersejarah tersebut. Semantara itu, pada ujung kiri dan kanannya terdapat Masjid Sultan Ahmad yang biasa dikenal dengan Masjid Biru. Adapun Masjid Yeni Valide yang jaraknya berdekatan dengan jembatan Galata, Menara Bayazid serta Masjid Sulaiman Agung yang berada di sebelah kanan.

Setelah Byzantium (Konstantinopel) tumbang ke tangan kaum muslimin dan dipimpin oleh Sultan Muhammad II, orang-orang Yahudi, Yunani dan non muslim lainnya sudah mulai tinggal di sepanjang tanduk di distrik Phanar (Fanar) dan Balat. Mereka juga mendapatkan perlindungan dari Kekhalifahan Utsmani. Pada saat ini, tanduk emas didiami oleh kedua sisinya. Di sepanjang pantai juga terdapat pemakaman muslim dan taman. Jembatan Galata yang dibangun pada tahun 1836 Masehi yang telah menghubungkan Istanbul dengan Pera dan dua jembatan yang lainnya, yakni Halic dan Attaturk yang lokasinya itu berada di atas Tanduk Emas.

Terdapat sebuah kisah hebat yang masih terkait dengan perairan teluk tanduk emas ini. Sejak dahulu, Konstantinopel ini telah dipandang sebagai salah satu kota yang paling penting di dunia yang didirikan pada tahun 330 Masehi oleh Constantine I, dimana yang satunya itu menjadi Kaisar Byzantium. Kota ini benar-benar memiliki keuinikan dan terlihat menawan di mancanegara. Sampai pada akhirnya Napoleon Bonaparte menuturkan seperti ini “Seandainya saja dunia ini masih satu kerajaan, tentu saja Konstantinopel layak sebagai ibukotanya”.

Pada saat kaum muslimin pernah mengadakan perlawanan terhadap Kekaisaran Byzantium, kota tersebut memiliki aspek yang khusus dalam pertarungan. Rasulullah SAW membawa berita gembira kepada para sahabatnya itu mengenai tentang penaklukan Kontatinopel. Yang diantaranya itu pada saat Perang Parit (Khandaq) beliau bersabda, “Sesungguhnya Konstantinopel pasti akan ditaklukan oleh seseorang. Pemimpin yang dapat menaklukannya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukannya adalah sebaik-baik pasukan.”

Oleh sebab itu, para pasukan musim selalu berusaha dalam memperluas kekuasannya ke Konstantinopel. Awalnya dimulai dari serangan pada masa Muawiyyah bin Abu Sufyan pada tahun 44 Hijriyah. Upaya dalam penalukan kembali terus dilakukan oleh Dinasti Umayyah setelahnya pada tahun 98 Hijriyah yang ketika itu dipimpin oleh Sulaiman bin Abdul Malik. Adapun serangan yang juga sempat menggoncangkan Konstantinopel terjadi pada tahun 190 Hijriyah di bawah perintah Khalifah Harun Al-Rasyid. Namun, berbagai upaya yang dilakukannya itu belum juga berhasil.

Secercah harapan pun timbul pada saat Sultan Bayazis dari Kekhalifahan Turki Ustmani yang mengeung Konstantinopel pada abad ke-8 secara ketat. Dan bahkan, Kaisar Byzantium sempat diajak berunding untuk menyerahkan kota itu dengan damai tanpa adanya peperangan. Namun sangat disayangkan, tentara Mongol Islam yang dipimpin oleh Timur Lenk melakukan pemberontakan dan Sultan Bayazid pun berhasil ditawan.

Sultan Bayazid wafat pada saat masa penawanan sehingga terjadi hura-hura yang pada akhirnya berhasil dipadamkan dan distabilkan kembali oleh putra beliau, Sultan Murad II sibuk dalam mengurus masalah dalam negeri. Dimana kejadian ini terus menerus berlangsung hingga kekhalifahan dipegang oleh Sultan Muhammad II “Al-Fatih”.

Pada saat pengepungan pasukan Muhammad al Fatih, posisi Teluk Tanduk Emas merupakan posisi yang ideal untuk melumpuhkan basis pertahanan Kontantinopel. Dibutuhkan serangan dari Teluk Tanduk Emas untuk dapat memecahkan konsentrasi pertahanan pasukan Konstantinopel yang mati-matian mempertahankan gerbang utama kota dari serbuan infanteri Turki Ustmani.

Meskipun dihadang oleh rantai raksasa di Selat Bosphorus, pada akhirnya pun 70 kapal perang Ustmani berhasil diseberangkan ke Teluk Tanduk Emas. Tidak ada yang menduga siasat Muhammad Al-Fatih Itu menarik kapal-kapal perangnya dengan melalui Bukit Galata dengan ditarik kuda, gajah dan pasukannya yang hanya dalam waktu satu malam. Kapal perang Turki Ustmani telah berhasil memasuki Teluk Tanduk Emas dan sudah mulai melakukan gempuran. Sebelum matahari terbit, Konstantinopel pun jatuh ke tangan kaum muslimin.

Komentar